Antkey

ID guide | introduced ants

Perihal

Semut merupakan komponen dari kebanyakan ekosistem darat yang gampang dilihat. Semut adalah predator, skavenger, granivora, dan dalam dunia yang baru, herbivora yang penting. Semut juga terlibat dalam sebuah jajaran menakjubkan dari himpunan dengan tanaman dan serangga lainnya, serta dapat bertindak sebagai teknisi ekosistem yaitu perantara dari perputaran tanah, redistribusi nutrien, dan gangguan skala kecil.

Lebih dari 15.000 spesies semut telah dipaparkan, dan lebih dari 200 spesies telah membentuk populasi di luar rentang asli mereka. Himpunan kecil ini telah menjadi kawanan penyusup yang sangat merusak, termasuk semut Argentina (Linepithema humile), semut berkepala besar (Pheidole megacephala), semut gila (Anoplolepis gracilipes), semut api kecil (Wasmannia auropunctata), dan semut api impor (Solenopsis invicta) yang saat ini terdaftar di antara 100 spesies invasif terburuk di dunia (Lowe 2000). Selain itu, dua spesies lainnya yaitu (Linepithema humile dan Solenopsis invicta) termasuk di antara empat spesies invasif yang paling banyak dipelajari secara umum (Pyšek et al. 2008). Meskipun semut invasif merugikan dari segi ekonomi baik di perkotaan maupun pedesaan, namun dampak yang paling nyata dari pengenalan mereka dapat dilihat dari segi ekologis. Semut invasif sangat mampu untuk mengubah sebuah ekosistem dengan cara mengurangi keragaman semut asli, menggusur Artropoda lainnya, memberikan dampak negatif terhadap populasi vertebrata, serta mengganggu mutualisme semut-tanaman.

Semut-semut invasif membentuk sebuah himpunan kecil yang sedikit berbeda dari semut-semut yang diperkenalkan manusia kepada lingkungan baru. Sebagian besar semut diperkenalkan tetap tertutup terhadap habitat modifikasi manusia. Sebagian dari spesies ini sering disebut sebagai semut gelandangan karena ketergantungan mereka kepada penyebaran mediasi manusia dan juga hubungan dekat mereka dengan manusia secara umum. Sebagian besar penelitian berkonsentrasi pada biologi dari beberapa spesies semut saja, walaupun ratusan spesies semut telah menjadi mapan di luar rentang asli mereka.

Berikut beberapa referensi untuk bacaan lebih lanjut tentang semut diperkenalkan dan semut invasif.

Deyrup, M. Davis, L. and Cover, S. 2000. Exotic ants in Florida. Transactions of the American Entomological Society 126:293-326. | kutipan penuh

Economo, E.P. and Sarnat, E.M. 2012. Revisiting the ants of Melanesia and the taxon cycle: historical and human-mediated invasions of a tropical archipelago. American Naturalist 180:E1-E16. | kutipan penuh

Holldobler, B. and Wilson E.O. 1990 The Ants. Belknap, Cambridge, MA. | kutipan penuh

Holway D.A., Lach L., Suarez A.V., Tsutsui N.D., Case T.J. 2002. The causes and consequences of ant invasions. Annual Review of Ecology and Systematics 33:181–233. | kutipan penuh

Krushelnycky, P.D., Loope, L.L., and Reimer, N.J. 2005. The ecology, policy, and management of ants in Hawaii. Proceedings of the Hawaiian Entomological Society. 37:1-25. | kutipan penuh

Lach, L. 2003. Invasive ants: unwanted partners in ant-plant interactions? Annals of the Missouri Botanical Garden 90:91-108.| kutipan penuh

Lach, L. and Thomas, M.L. 2008. Invasive ants in Australia: documented and potential ecological consequences. Australian Journal of Entomology. 47:275-288. | kutipan penuh

Lester, P.J. 2005. Determinants for the successful establishment of exotic ants in New Zealand. Diversity and Distributions 11:279-288. | kutipan penuh

Lessard, J.P., Fordyce, J.A., Gotelli, N.J., and Sanders, N.J. 2009. Invasive ants alter the phylogenetic structure of ant communities. Ecology 90:2664-2669. | kutipan penuh

Lowe, S., Browne, M. & Boudjelas, S. 2000. 100 of the world’s worst invasive alien species - a selection from the Global Invasive Species database). The Invasive Species Specialist Group (ISSG) of the Species Survival Commission (SSC) of the World Conservation Union (IUCN), Switzerland. | kutipan penuh

McGlynn T.P. 1999. The worldwide transfer of ants: geographical distribution and ecological invasions. Journal of Biogeography 26:535–548. | kutipan penuh

Moller H. 1996. Lessons for invasion theory from social insects. Biological Conservation 78:125–142. | kutipan penuh

Ness, J.H. and Brunstein, J.L. 2004. The effects of invasive ants on prospective mutualists. Biological Invasions 6:445-461. | kutipan penuh

Pyšek, P., Richardson, D.M., Pergl, J., Jaroaík, V.c., Sixtová, Z. & Weber, E. 2008. Geographical and taxonomic biases in invasion ecology. Trends in ecology & evolution 23: 237-244. | kutipan penuh

Rabitsch, W. 2011. The hitchhiker’s guide to alien ant invasions. BioControl 56:551-572. | kutipan penuh

Rizali, A., Lohman, D.J., Buchori, D., Prasetyo, L.B., Triwidodo, H., Bos, M.M., Yamane, S. and Schulze, C.H. 2010. Ant communities on small tropical islands: effects of island size and isolation are obscured by habitat disturbance and ‘tramp’ ant species. Journal Of Biogeography 37:229-236. | kutipan penuh

Suarez A.V., Holway D.A., Ward P.S. 2005. The role of opportunity in the unintentional introduction of nonnative ants. Proceedings of the National Academy of Sciences USA 102:17032–17035. | kutipan penuh

Tsutsui, N.D., and Suarez, A.V. 2003. The colony structure and population biology of invasive ants. Conservation Biology 17:48-58. | kutipan penuh

Ward, D.F., Beggs, J.R., Clout, M.N., Harris, R.J., and O’Connor, S. 2006. The diversity and origin of exotic ants arriving in New Zealand via human-mediated dispersal. Diversity and Distributions. 12:601-609. | kutipan penuh

Scratchpads developed and conceived by (alphabetical): Ed Baker, Katherine Bouton Alice Heaton Dimitris Koureas, Laurence Livermore, Dave Roberts, Simon Rycroft, Ben Scott, Vince Smith